Sudah lebih dari enam bulan status pandemi Covid-19 ditetapkan di Indonesia, tetapi belum ada tanda-tanda jika pandemi ini akan berakhir, bahkan jumlah kasusnya terus bertambah. Sedihnya, di beberapa daerah ketersediaan ruangan di rumah sakit pun sudah mulai penuh. Dua minggu lalu, Kota Cimahi bahkan termasuk zona merah karena penambahan kasus yang cukup signifikan (22 orang). Jumlah kasus minggu ini di Jabar pun bertambah selalu di atas 500 orang per hari, kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
It's okay not to be okay.
Enam bulan bukan waktu yang sebentar, dapat dipastikan banyak orang yang jatuh dalam hal ekonomi dan kesehatan mental, depresi, kecemasan, mood swing, dan mungkin sudah putus asa mengalami situasi sulit ini, dan saya termasuk salah satunya.
Saya yang selalu mengkhawatirkan segala hal, bahkan di kondisi terbaik pun, tentu saja mengalami hal yang sangat sulit sekarang, tidak tenang dan selalu cemas, pada akhirnya stres dan kondisi kesehatan menurun. Tidak ada tenaga untuk sekedar menjalani kegiatan sehari-hari, apalagi banyak perubahan yang terjadi, terkait pekerjaan, bisnis, dan penghasilan.
Saya tidak pernah sendirian, support dari teman-teman tidak pernah berhenti. Dari yang setia mendengarkan curhat (yang sama) setiap hari, selalu mendukung, percaya, dan terus memberikan semangat, atau ada juga yang hampir setiap hari tidak bosan menanyakan apa yang dirasakan, apakah ada yang bisa dibantu, dan ada juga teman-teman yang tidak segan memberikan pinjaman padahal tahu saya tidak dapat menjanjikan kapan dapat membayar, bahkan ada teman yang memberikan pinjaman dalam jumlah besar dengan syarat tidak boleh orang lain tahu dan dikembalikan saat kondisi keuangan sudah berlebih, masya Allah.
You never know, Allah SWT will help you through whose hands. However, Allah SWT is All-Knowing.
Tulisan ini dibuat sebagai tanda terima kasih bagi kalian semua yang memberikan bantuan tanpa pamrih dan selalu mendoakan tanpa diminta, sehingga saya dapat bertahan sampai hari ini. Walau kondisi semakin buruk, kehilangan motivasi hidup berkali-kali, bahkan hanya untuk sekedar membalas pesan pun sering tidak dilakukan, saya tetap berharap dapat melalui kondisi ini dengan sebaik-baiknya.
Hari ini jatah umur saya tinggal di dunia berkurang, tetapi saya akan dengan sangat senang hati menerima ucapan selamat dan minta didoakan dengan doa terbaik.
Berkurangnya jatah hidup di dunia atau artinya mendekati waktu berpulang bukanlah hal yang menakutkan, ketenangan dalam keabadian adalah hal yang selalu diharapkan. Hal yang paling menyedihkan dari kematian bukan mereka yang pergi karena tugasnya selesai, melainkan mereka yang ditinggalkan.
Jika kalian berpikir saya cerewet tentang protokol kesehatan karena saya takut tertular, kalian salah. Saya lebih takut jika saya adalah orang tanpa gejala yang tanpa sadar menularkan virus ke orang lain. Saya takut menyebabkan orang lain kehilangan saudara, orang tua, anak, suami/istrinya, saya takut menyebabkan orang lain berduka.
Saya tidak akan bosan mengingatkan, kunci kita lepas dari pandemi ini adalah setiap orang disiplin menerapkan protokol kesehatan, sambil menunggu hasil uji klinik vaksin yang sedang diusahakan pemerintah.
Jadi, STOP penyebaran virus dengan selalu menggunakan masker, selalu mencuci tangan, dan menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar